Saat masih kecil, kita seringkali memiliki impian untuk segera menjadi dewasa. Bayangan tentang kebebasan, tanggung jawab, dan kemampuan untuk membuat keputusan sendiri seringkali membuat masa kanak-kanak terasa membosankan. Dulu, aku sering berangan-angan untuk cepat dewasa—mengira bahwa saat itulah hidup akan terasa lebih seru dan penuh dengan kesempatan. Aku ingin keluar dari batasan yang ada, menjalani hidup sesuai dengan keinginan dan cita-citaku tanpa ada yang mengatur. Saat itu, dunia orang dewasa tampak seperti sebuah arena dimana segala sesuatu mungkin terjadi, dan aku ingin segera berada di sana, menjelajahi segala kemungkinan.
Namun, kini, setelah bertahun-tahun melangkah dewasa, aku mulai menyadari betapa naifnya pandangan itu. Menjadi dewasa ternyata bukanlah sekadar tentang kebebasan, melainkan juga tentang tanggung jawab yang tidak bisa dianggap enteng. Tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap keputusan yang kita ambil. Hal-hal yang dulu terlihat menyenangkan, seperti mengatur waktumu sendiri, kini terkadang terasa menjadi beban. Kewajiban dan keputusan-keputusan yang harus diambil setiap hari seringkali mengingatkanku bahwa hidup sebagai orang dewasa tak sesederhana yang kubayangkan waktu kecil. Dan disinilah aku, berpikir, bahwa ada keindahan yang hilang dalam kegembiraan untuk tumbuh cepat.
Dalam perjalananku yang kini penuh dengan rutinitas dan tekanan, aku mulai merindukan masa-masa ketika waktu berjalan begitu lambat. Dulu, hari-hari terasa tak terbatas, penuh dengan permainan, petualangan sederhana, dan rasa penasaran tanpa batas. Terkadang, aku ingin kembali ke masa itu—ketika masalah yang dihadapi hanya seputar mainan yang hilang atau tugas sekolah yang terlupakan. Rasanya lebih ringan, lebih bebas, meski kadang terasa sederhana. Kini, dengan segala kewajiban yang menuntut perhatian, aku menyadari bahwa waktu tidak bisa dipercepat atau diputar kembali. Waktu yang dulu aku anggap sia-sia ternyata adalah bagian terindah dari proses tumbuh.
Aku kini mengerti bahwa dewasa bukanlah tentang mencapai tujuan atau menghindari kesulitan, tetapi tentang bagaimana kita menjalani setiap fase kehidupan dengan penuh rasa syukur dan penerimaan. Dulu aku ingin cepat dewasa, tetapi sekarang aku lebih menghargai setiap momen yang ada, baik itu yang penuh tantangan maupun kebahagiaan sederhana. Dewasa bukanlah sekadar angka atau tahap dalam kehidupan, melainkan sebuah perjalanan panjang yang mengajarkan kita tentang kedewasaan sejati: penerimaan diri, penghargaan terhadap waktu, dan pemahaman bahwa setiap fase hidup membawa pelajaran yang berharga. Kini, aku belajar untuk lebih menikmati waktu yang ada, menghargai perjalanan, dan tidak terburu-buru mengejar mimpi44 yang sebenarnya sudah aku miliki—kehidupan yang terus berjalan.